Contoh Proposal Metopen
PENGARUH
BUDAYA ORGANISASIONAL DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN
KOMITMEN ORGANISASI
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Disusun Oleh:
Dewi Maya Sari
20100420193
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor penting
yang mempengaruhi kepuasan hidup karena sebagian besar waktu manusia di
habiskan ditempat kerja (Riggio, 1990).
Menurut Gregson (1992) kepuasan kerja adalah sebagai pertanda awal komitmen
organisasi dalam sebuah pergantian akuntan.
Globalisasi yang terjadi saat ini telah melahirkan
perubahan disegala bidang. Lingkungan organisasi setiap saat berubah pula,
sehingga organisasi bisnis dituntut untuk selalu melakukan perubahan dan
melakukan adaptasi agar selalu dapat memenangkan persaingan. Ulrich (1998)
dalam Hanggana (2003) menyatakan bahwa kunci sukses menghadapi sebuah perubahan
ada pada sumber daya manusia. Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan
inisiator dan agen perubahan terus-menerus, pembentuk proses, serta budaya yang
secara bersamaan meningkatkan kemampuan perubahan organisasi.
Kontribusi manusia dalam menghadapi
perubahan tergantung tujuan yang dimiliki setiap individu yang ingin dicapai
dengan bergabung dengan organisasi yang bersangkutan. Kontribusi individu
terhadap organisasi akan semakin tinggi bila organisasi dapat memberikan apa
yang diinginkan individu. Setiap individu anggota organisasi memiliki tujuan
pribadi yang seringkali berbeda baik dengan tujuan individu anggota organisasi
yang lain, maupun berbeda dengan tujuan organisasi.
Untuk tercapainya sebuah tujuan organisasi, organisasi
harus dapat memberikan kepuasan kerja kepada setiap anggota organisasinya
dengan demikian akan tercipta sebuah komitmen pada diri anggota organisasi
untuk berbuat atau bekerja yang terbaik buat organisasi dimana ia bekerja. Komitmen
organisasi dapat didefinisikan sebagai: (1) sebuah kepercayaan dan penerimaan
terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai dari organisasi dan atau profesi. (2)
sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh guna kepentingan
organisasi dan atau profesi. (3) sebuah keinginan untuk memelihara keanggotaan
dalam organisasi atau profesi ﴾Aranya et al. (1980) dalam Dwi dan Imam (2002)﴿.
Untuk menyesuaikan tujuan (Goal Congruence) maka diperlukan pimpinan yang mampu mengkoordinasi
dan mengarahkan tujuan anggota dan tujuan organisasi menjadi harmonis. Gibson,
Ivancevich dan Donnely (1997) dalam Hanggana (2003) mengemukakan bahwa pemimpin
dalam organisasi diperlukan untuk menentukan tujuan, mengalokasikan sumberdaya,
memfokuskan perhatian pada tujuan-tujuan perusahaan, mengkoordinasi perubahan,
membina kontak antar pribadi, menetapkan arah yang benar atau yang paling baik
jika terjadi kegagalan. Pencapaian tujuan organisasi dan individu anggota
organisasi secara serentak merupakan tugas utama seorang pemimpin. Seorang
pemimpin dituntut dapat mempengaruhi pengikutnya untuk menjalankan perintahnya
tanpa menggunakan paksaan, sehingga bawahan secara sukarela berperilaku dan
berkinerja sesuai tuntutan organisasi melalui arahan pimpinannya. Pemimpin
mempunyai andil terbesar dalam menentukan keberhasilan organisasi dalam
menghadapi perubahan. Setiap pemimpin dalam mempengaruhi perilaku dan kinerja
pengikutnya mempunyai gaya kepemimpinan tertentu, yang mungkin berbeda antara
satu pemimpin dengan yang lainnya.
Budaya merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang
mengarahkan perilaku anggota akan berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku
agar diterima dilingkungannya. Menurut Robbins (1996) dalam Dwi dan Imam (2002)
budaya organisasi adalah suatu persepsi
bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu; suatu sistem dan makna
bersama. Salah satu implikasi manajerial yang lebih penting dari budaya
organisasi berkaitan dengan keputusan seleksi.
Apabila seseorang karyawan merasa puas atas
pekerjaannya, maka karyawan tersebut akan merasa senang dan terbebas dari rasa
tertekan sehingga akan menimbulkan rasa aman dan nyaman untuk tetap bekerja
pada organisasinya, sehingga tidak akan menimbulkan keinginan untuk mencari
alternatif pekerjaan lain. Menurut Toly (2001) konflik peran muncul ketika ada
berbagai tuntutan dari banyak sumber yang menyebabkan karyawan menjadi
kesulitan dalam menentukan tuntutan apa yang harus dipenuhi tanpa membuat
tuntutan lain diabaikan. Sedangkan menurut Wolfe dan Snake (1962) dalam Dwi dan
Imam (2002), konflik peran timbul karena adanya dua “perintah” yang berbeda
yang diterima secara berbarengan dan pelaksanaan salah satu perintah saja akan
mengakibatkan terabaikanya perintah yang lain. Dalam budaya organisasi akuntan
publik, konflik peran berhubungan dengan adanya dua rangkaian tuntutan yang
bertentangan.
Keberhasilan atau kegagalan
organisasi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia karena sumber
daya manusialah yang akan melakukan tugas-tugas organisasi agar tercapai
sasaran organisasi dan manfaat-manfaat lainnya bagi karyawan. Organisasi yang berhasil adalah organisasi
yang mampu melihat sumber daya manusia sebagai asset yang harus dikelola sesuai
dengan kebutuhan organisasi, karena asset manusia sangat penting dalam
kompetisi dan strategi bertahan dalam jangka pendek dan jangka panjang.
B. Rumusan
Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang
penelitian, maka penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
sebagai berikut :
- Apakah budaya organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi?
- Apakah konflik peran mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini
mempunyai tujuan sebagai berikut :
- Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi.
- Untuk mengetahui sejauh mana konflik peran mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi.
D. Kegunaan Penelitian
Apabila tujuan
penelitian ini dapat tercapai maka diharapkan dapat:
1.
Memperkaya kajian empiris, tentang budaya organisasi,
konflik peran yang dikaitkan dengan kepuasan kerja dan komitmen organisasi.
2.
Menjadi referensi bagi peneliti lain yang berminat pada
kajian yang sama.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Landasan
Teori
Budaya
Organisasional
Dalam pandangan Davis (1984) dalam Heru (2004)
menyatakan bahwa budaya organisasional (values) organisasi yang
dipahami,dijiwai dan dipraktikkan oleh organisasi sehingga pola tersebut
memberikan arti sendiri dan menjadi dasar aturan berperilaku dalam organisasi.
Schein (1992) dalam Heru (2004) mendefinisikan budaya organisasional sebagai
suatau pola dari asumsi-asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan dan
dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dengan maksud agar organisasi
mangatasi atau menanggulangi masalah-masalah yang timbul akibat adaptasi
eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan cukup baik,sehingga
peril diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk
memahami, memikirkan dan merasakan berkenaan dengan masalah-masalah tersebut.
Dalam pandangan schein (1992) dalam Heru (2004), budaya
organisasional berada pada tiga tingkat, yaitu artifacts,espounsed values dan
basic underlying assumption. Pada tingkat artifacs, budaya organisasional
memiliki krakteristik bahwa struktur dan proses organisasional dapat terlihat.
Pada tingkat berikutnya espounsed values, para anggota organisasi
mempertanyakan “Apa yang seharusnya dapat mereka berikan kepada organisasi”.
Pada tingkat ini organisasi dan anggotanya membutuhkan tuntunan strategi
(strategies), tujuan (goal) dan filosofi dari pimpinan organisasi untuk
bertindak dan berprilaku. Sedangkan pada tingkat basic underlying assumption
berisi sejumlah keyakinan (baliefs) bahwa para anggota organisasi mendapat
jaminan (take for granted) bahwa mereka diterima baik untuk melakukan sesuatu
secara benar dan cara yang tepat.
Konflik Peran
Dalam budaya organisasi akuntan publik, konflik peran
berhubungan dengan adanya dua rangkaian tuntunan yang bertentangan. Tanpa
pengetahuan tentrang struktur audit yang baku, staff akuntan mempunyai
kecenderungan mangalami kesuliatan dalam
menjalankan tugasnya, sehingga konflik peran akan lebih tinggi pada auditor
yang bekerja pada KAP yang tidak mempunyai struktur audit (Bambar et al 1999).
Misalnya dalam penugasan audit oleh KAP yang tidak mempunyai struktur audit,
sehingga para auditor tidak mempunyai suatu gambaran yang jelas harus memulai
suatu tugas darimana. Di satu sisi, dia
dituntut untuk menghasilkan suatu laporan sesuai yang diinginkan oleh
perusahaan, dilain pihak dia akan dihadapkan oleh berbagai kepentingan klien
yang diauditnya. Hal tersebut akan menimbulkan rasa bingung , khawatir dan
cemas karena merasa sulit dalam melaksanakan tugas yang dibebankan padanya.
Kepuasan kerja
Menurut Robbins (1996) dalam Dwi dan Imam (2002)
kepuasan kerja adalah sikap seseorang terhadap pekerjaan sebagai perbedaan
antara banyaknya ganjaran yang diterima pekerja dan banyaknya yang diyakini
yang seharusnya diterima. Kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh fungsi dan
kedudukan karyawan dalam organisasi. Karyawan pada level bawah lebih besar
kemungkinan mengalami ketidakpuasan dan kebosanan karena pekerjaan yang kurang
menantang dan tanggungjawab yang kecil. Hal ini terjadi pada karyawan pada
level bawah yang berpendidikan tinggi yang memperoleh pekerjaan yang tidak
sepadan dengan kemampuan keahliannya.
Judge dan locke (1993)
dalam Vince dan Indra (2002) menggambarkan bahwa kepuasan kerja mencerminkan
kegembiraan atau sikap emosi positif yang berasal dari pengalaman kerja
seseorang. Kegambiraan yang dirasakan oleh karyawan akan memberikan dampak
sikap yang positif bagi karyawan tersebut. Apabila seorang karyawan merasa puas
atas pekerjaannya, maka karyawan tersebut akan merasa senang dan terbebas dari
rasa tertekan sehingga akan menimbulkan rasa aman dan nyaman untuk tetap
bekerja pada budaya organisasinya.
Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi
cenderung didefinisikan sebagai suatu perpaduan antara sikap dan perilaku.
Komitmen organisasi menyangkut tiga sikap yaitu : rasa mengidentifikasi dengan
tujuan organisasi, rasa keterlibatan dengan tugas organisasi, rasa kesetiaan
pada organisasi. Menurut Aranya et al (1980) dalam Dwi dan Imam (2000)
pengertian organisasi adalah (1) sebuah kepercayaan pada dan penerimaan
terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai dari organisasi dan atau profesi, (2)
sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh guna kepentingan
organisasi dan atau profesi, (3) sebuah keinginan untuk memelihara keanggotaan
dalam organisasi atau profesi
Disamping itu juga komitmen
organisasi dapat menunjukkan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai
dan sasaran yang ingin dicapai organisasi, sehingga individu berkomitmen tinggi
agar mendahulukan kepentingan organisasi serta berusaha agar organisasi lebih
produktif dan profitable.
Mobley (1976) dalam Suwandi
dan Indriantoro (1996) mengidentifikasikan bahwa komitmen organisasi sebagai
tingkat kekerpan identifikasi dan tingkat keterkaitan terhadap individu kepada
organisasi tertentu yang dapat dicerminkan dengan karakteristik sebagai
berikut:
1.
Adanya keyakinan yang kuat dan penerimaan atas nilai
dan tujuan organisasi.
2.
Kesediaan untuk mengusahakan yanjg terbaik untuk
organisasi, dan
3.
Adanya keinginan yang pasti untuk mempertahankan
keikutsertaan dalam organisasi.
BAB II
METODE PENELITIAN
I.
Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini metoda yang dilakukan dengan
menggunakan metoda survei, pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang
dikirimkan secara langsung ke Kantor Akuntan Publik (KAP) tempat dimana
responden bekerja.
II. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua staf
akuntan publik yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa
Yogyakarta sebagai tenaga pemeriksa yang profesional.
III. Teknik
Pengambilan Sampel
Penelitian sampel dilakukan secara acak dengan metode simple random sampling, dimana setiap staf Kantor Akuntan Publik mempunyai kesempatan yang sama untuk
manjadi sampel dalam penelitian. Kuesioner-kuesoner yang telah diisi oleh
responden kemudian diseleksi terlebih dahulu untuk mendapatkan kuesioner ang
terisi secara lengkap dan memenuhi kriteria yang dikehendaki oleh peneliti.
IV. Jenis
Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden melalui pengisian
kuesioner yang diberikan pada responden yang berkaitan dengan variasi
penelitian yaitu gaya kepemimpinan
transformasional, budaya organisasional, job
insecurity, konflik peran, komitmen organisasi dan kepuasan kerja.
V.
Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
survei langsung atau mendatangi masing-masing Kantor Akuntan Publik yang
menjadi obyek penelitian. Cara ini dimana paling efektif untuk mendapatkan data
penelitian.
VI. Metode
analisis data
a.
Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur kualitas kuesioner
yang digunakan sebagai instrumen penelitian, sehingga dapat dikatakan instrumen
tersebut sudah valid. Instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut mampu
mengukur apa yang diinginkan dan mengungkap data yang ditelti secara tepat.
Dalam penelitan ini uji validitas dilakukan dengan
menggunakan Product Moment Pearson’s
Correlatons yang menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan
skor total (Husein Umar, 2002 : 190)
r = n (SXY) – (SX SY)
Ö[ nSX2 – (SX)2] [nSY2
– (SY)2]
Dimana :
n :
jumlah responden
X :
variabel independen
Y :
variabel dependen
b.
Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah suatu pengujian untuk mengukur sejauh
mana hasil suatu pengukuran tetap konsisten, bila dilakukan pengukuran lebih
dari satu kali terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang
sama. Uji Reliabilitas dilakukan dengan menghitung Cronbach Alpha dari masing-masing instrumen dalam suatu variabel.
c.
Uji Hipotesis dan Analisis Data
Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, penulis
menggunakan formulasi regresi linear berganda. Secara umum rumus dari regresi
linear berganda dengan empat variabel independent (X). formulasinya yang
digunakan yaitu : (Zaenal Mustafa EQ, 1995 : 127)
Y1 : b0
+ b1X1 + b2X2
Y2 : b0
+ b1X1 + b2X2
Dimana :
Y1 = variabel
dependent yaitu kepuasan kerja
Y2 =
variabel dependent yaitu komitmen organisasi
b0 =
konstanta
b1…b2 =
koefisien regresi
X1 =
variabel independent budaya organisasi
X2 =
variabel independent konflik peran
d.
Uji Hipotesis untuk koefisien regresi secara parsial
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh
masing-masing koefisien regresi sebagai penaksir atau penguji signifikan
tidaknya hubungan antara variabel independent terhadap variabel dependen.
Pengujian ini menggunakan uji t-test sebagai berikut :
H0 : β1
: β2 = 0
H1 :
β1 : β2
0
Kriteria pengujian :
1.
Bila t hitung kecil < -t tabel atau t hitung > t
tabel, maka Ho ditolak berarti bahwa antara variabel independent yaitu budaya organisasi (X1), konflik peran (X2), dengan variabel dependent yaitu kepuasan kerja (Y1) dan komitmen
organisasi (Y2) terdapat hubungan yang signifikan.
2.
Bila t tabel > t hitung > -t tabel, maka Ho
ditolak berarti bahwa antara variabel independent
yaitu budaya organisasi (X1), konflik
peran (X2), dengan
variabel dependent yaitu kepuasan
kerja (Y1) dan komitmen organisasi (Y2) tidak terdapat
hubungan yang signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arfan Ikhsan – Muhammad Ishak, 2005. Akuntansi Keperilakuan, Salemba empat, Jakarta.
Dwi, dan Imam, 2002. Pengaruh Jabatan, Budaya Organisasional dan
Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi : Studi Empiris
di Kantor Akuntan Publik, Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, Vol. 5 : 5341 – 364.
Dyah, 2002. Antaseden dan Konsekuensi Tekanan Peran (Role Strees) pada Auditor Independen, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5
: 178 – 192.
Hanggana, Sri, 2003. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional
Senior Auditor terhadap Komitmen Organisasional, Perilaku Extrarole, dan Kinerja Asisten Auditor, Tesis, UGM, Yogyakarta.
Heru. Kurnianto Tjahjono, 2004. Hubungan Budaya Organisasional,
Keefektifan Organisasional dan Kepemimpinan : Telaah Prespektif untuk Riset Kompak, No. 10 : 132-148.
Suwandi, dan Indriantoro, 1999. Pengujian Model Turnover Pasewark dan Strawser
: Studi Empiris pada Lingkungan Akuntansi Publik, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 2 : 173 – 195.
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang,1999, Metodologi penelitian
Bisnis Untuk akuntansi dan Manajemen BPFE, Yogyakarta.
Toly. 2001, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Turnover Intentions pada Staf Akuntan
Publik, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,
Vol.3 : 102 – 125.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar